Kaur, Bengkulu — metrokaur.com
Dua murid asrama Pendidikan Keterampilan dan Kejuruan (PKLk) Kabupaten Kaur, Ai dan Py, mengalami kejadian yang memantik perhatian publik setelah berobat ke Puskesmas Kaur Selatan namun tetap diminta membayar biaya obat dengan uang pribadi, Selasa (09/12/2025).
Perawat Puskesmas Kaur Selatan membenarkan bahwa memang ada nota kesepahaman (MOU) antara pihak puskesmas dan asrama PKLK, namun aturan tersebut disebut hanya berlaku di jam kerja.
“Memang ada MOU, tapi hanya sampai jam kerja. Jika anak-anak asrama PKLK berobat di luar jam kerja, mereka tetap membayar biaya obat,” ungkap perawat tersebut.
Kejadian serupa dialami Priskiy. Meski diantar ustadz asrama dan berobat pada jam sekolah, pihak puskesmas tetap meminta pembayaran. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di pihak asrama.
Kepala Asrama PKLK, Salipin, menyesalkan kejadian tersebut. Ia mempertanyakan kejelasan dan implementasi MOU yang seharusnya memberikan keringanan bagi murid asrama.
“Kenapa masih saja membayar kalau anak-anak PKLK sakit? Kita tidak tahu jam berapa mereka sakit—bisa tengah malam, pagi, atau siang. Seharusnya kesepakatan ini jelas,” tegas Salipin.
Ia berharap pihak puskesmas dan pengelola asrama segera duduk bersama untuk memperbaiki dan memperjelas isi MOU, sehingga seluruh murid asrama PKLK dapat memperoleh layanan kesehatan secara gratis sesuai kesepakatan awal.
Kasus ini diharapkan menjadi momentum evaluasi agar tidak ada lagi siswa yang dirugikan akibat ketidakjelasan aturan layanan kesehatan.

